Ushul Fikih: Pengertian, Tujuan, Objek Kajian dan Ruang Lingkup Ushul Fikih

Ushul Fikih: Pengertian, Tujuan, Objek Kajian dan Ruang Lingkup Ushul Fikih | Bahas Fiqih Assalamulaikum Bapak Ibu Kakak Adek dimanapun Kalian berada kali ini saya akan membagikan  Pengertian Ushul Fiqih Lengkap. Ushul fikih merupakan pola penalaran dan metode istinbāṭ hukum islam. Ilmu ini dibutuhkan ketika perkembangan Islam sudah begitu pesat dan menyebar keseluruh dunia dan perkembangan masalah hukum banyak terjadi sehingga menyebabkan para ulama menyusun dan membuat  ilmu ushul fikih. 

Permasalahan hidup manusia akan terus berkembang berbagai macam dan jenisnya, masalah hidup manusia tidak akan tetap atau stagnan melainkan kan terus menerus berkembang samapai akhir zaman nantinya, sehingga harus dibarengi dengan berkembangnya permasalahan hukum. Untuk menghadapi permasalahan yang terus menerus berkembang para Ulama Fiqih membuat ilmu Ushul Fikih. Kali ini saya akan membagikan pengertian ushul fikih, perbedaan ilmu fikih dengan ushul fikih, ruang lingkup ushul fikih dan hubungan antara ilmu ushul fikih dan ilmu fikih:


Pengertian Ushul Fikih

Menurut Abdul Wahhab Khallaf

Ushul Fikih Adalah Ilmu tentang kaidah-kaidah dan pembahasan-pembahasan yang dijadikan sarana untuk memperoleh hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci.

Menurut Muhammad Abu Zahrah

Ushul Fikih Adalah  Ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil yang berupa nas-̣nas ̣syara’ dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi ’illat (alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta kemaslahatan kemaslahatan yang dimaksud oleh syara’.

Menurut Syekh Muhammad al-Hudhori

Ushul Fikih Adalah sesuatu ilmu tentang anggaran dasar (qaidah) yang menjadi perantara untuk istinbath hukum syara (dari suatu dalil)

Kesimpulan

Ushul fikih adalah ilmu yang mempelajari cara-cara atau kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam.

Objek Kajian Ushul Fikih

  1. Mengkaji sumber hukum Islam atau dalil-dalil yang digunakan dalam menggalimhukum syara’, baik yang disepakati maupun yang diperselisihkan
  2. Mencarikan jalan keluar dari dalil-dalil yang secara lahir dianggap bertentangan, baik melalui al-jam’u wa at-taufīq, tarjīḥ al-adillah, nasakh, atau tasāqut ad-dalīlain.
  3. Pembahasan ijtihad, syarat-syarat, dan sifat-sifat orang yang melakukannya (mujtahid), baik yang menyangkut syarat-syarat umum maupun syarat-syarat khusus keilmuan yang harus dimiliki mujtahid.
  4. Pembahasan tentang hukum syara’ (naṣ dan ijmā’), yang meliputi syarat dan macammacamnya, baik yang bersifat tuntutan untuk berbuat, meninggalkan suatu perbuatan, memilih untuk melakukan suatu perbuatan atau tidak, maupun yang berkaitan dengan sebab, syaraṭ, māni’, ṣah, fāsid, serta azīmah dan rukhṣah. Dalam pembahasan hukum ini juga dibahas tentang pembuat hukum (al-maḥkūm alaih), ketetapan hukum dan syarat- syaratnya, serta perbuatan-perbuatan yang dikenai hukum.
  5. Pembahasan tentang kaidah-kaidah yang digunakan dan cara menggunakannya dalam mengistinbatkan hukum dari dalil dalilnya, baik melalui kaidah bahasa maupun melalui pemahaman terhadap tujuan yang akan dicapai oleh suatu naṣ (ayat atau hadis).

Tujuan Mempelajari Ilmu Fikih

  1. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan hukum dari dalil-dalil na dan alasan-alasanya.
  2. Untuk mengetahui mana yang disuruh mengerjakan dan mana pula yang dilarang mengerjakannya. Dan mana yang ḥarām, mana yang ḥalāl, mana yang ṣaḥ, mana yang baṭal dan mana pula yang fāsid,
  3. Untuk mengetahui hukum-hukum syari’at Islam dengan jalan yakin (pasti) atau dengan jalan ẓann (dugaan, perkiraan).
  4. Untuk menghindari taqlīd (mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui alasanalasannya) hal ini dapat berlaku.
  5.  Dapat mengambil hukum soal-soal cabang kepada soal-soal yang pokok atau dengan mengembalikan soal-soal cabang kepada soal-soal pokok.
  6. Orang dapat menghidangkan ilmu pengetahuan agama sebagai konsumsi umum dalam dunia pengetahuan yang selalu maju dan berkembang mengikuti kebutuhan hidup manusia sepanjang zaman.
  7. Mengetahui bagaimana hukum fikih itu diformulasikan dari sumbernya.

Ruang Lingkup Kajian Ushul Fiqih

  1. Bentuk-bentuk dan macam-macam hukum
  2. Masalah perbuatan seseorang yang akan dikenai
  3. Pelaku suatu perbuatan yang akan dikenai
  4. Keadaan atau sesuatu yang menghalangi berlakunya hukum ini meliputi keadaan yang disebabkan oleh usaha manusia, keadaan yang sudah terjadi tanpa usaha manusia yang pertama disebut awārid muktasabah, yang kedua disebut awārid samāwiyah.
  5. Masalah istinbāṭ dan istidlāl meliputi makna ẓāhir naṣ, ta'wīl dalālah lafẓ, manṭūq dan mafhūm yang beraneka ragam, ām dan khās, muṭlaq dan muqayyad, nāsikh dan mansūkh.
  6. Masalah ra’yu, ijtihād, ittibā’ dan taqlīd; meliputi kedudukan ra'yu dan batas-batas penggunaannya, fungsi dan kedudukan ijtihād, syarat-syarat mujtahid, bahaya taqlīd dan sebagainya.
  7. Masalah adillah syar’iyah, yang meliputi pembahasan al-Qur’an, as-sunnah, ijmā’, qiyās, istiḥsān, istiṣlāḥ, istiṣḥāb, mazhabus ṣaḥābi, al-‘urf, syar’u man qablanā, barā’atul aṣliyah, sadduż żarī’ah, maqāṣidus syarī’ah/Asās asy-syarī’ah.
  8. Masalah ra’yu dan qiyās; meliputi: aṣl, far’u, illāt, masālikul illāt, al-waṣf al-munāsib, as-sabru wa at-taqsīm, tanqīḥ al-manāṭ, ad-dauran, as-syabhu, ilgaul farīq; dan selanjutnya dibicarakan masalah ta’āruḍ wa at-tarjīḥ dengan berbagai bentuk dan penyelesaiannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel