Jual Beli: Pengertian, Hukum, Rukun, dan Syarat Sah Jual Beli


Jual Beli: Pengertian, Hukum, Rukun, dan Syarat Sah Jual Beli | Bahas Fiqih – Assalamualaikum Bapak Ibu Kakak Adek dimanapun kalian berada kali ini saya akan membagikan pengertian Jual Beli, Rukun Jual Beli, Hukum Jual Beli, Manusia diciptakan oleh Allah Swt. sebagai sebagai makhluk sosial. Kita diharuskan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Bentuk interaksi dengan orang lain itu diantaranya adalah jual beli yang sering kita lihat setiap hari. Kebutuhan hidup manusia dikelompokkan dalam dua macam, yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan.

Pengertian Jual Beli

Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar. Sedangkan menurut pengertian fikih, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang lain yang sebanding. Jual beli juga dapat diartikan menukar uang dengan barang yang diinginkan. Jual beli dinyatakan sah apabila memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya.

Hukum Jual Beli

  1. Mubah (boleh), merupakan hukum asal jual beli
  2. Wajib, apabila menjual merupakan keharusan, misalnya menjual barang untuk membayar hutang
  3. Sunah, misalnya menjual barang kepada sahabat atau orang yang sangat memerlukan barang yang dijual.
  4. Haram, misalnya menjual barang yang dilarang untuk diperjualbelikan. Menjual barang untuk maksiat, jual beli untuk menyakiti seseorang, jual beli untuk merusak harga pasar, dan jual beli dengan tujuan merusak ketentraman masyarakat.

Rukun Jual Beli

  1. Menurut sebagian besar ulama, rukun jual beli ada empat macam, yaitu:
  2. Penjual dan pembeli
  3. Benda yang dijual
  4. Alat tukar yang sah (uang)
  5. Ijab Qabul

Syarat Sah Jual Beli

  1. Jual beli dilakukan oleh orang yang berakal.
  2. Penjual dan pembeli sudah baligh atau dewasa, akan tetapi anak-anak yang belum baligh dibolehkan melakukan jual beli untuk barang-barang yang bernilai kecil.
  3. Jual beli dilakukan atas kemauan sendiri (tidak dipaksa).
  4. Keadaan barang suci atau dapat disucikan.
  5. Barang yang dijual memiliki manfaat.
  6. Barang yang dijual adalah milik penjual atau milik orang lain yang dipercayakan kepadanya untuk dijual.
  7. Barang yang dijual dapat diserahterimakan sehingga tidak terjadi penipuan dalam jual beli.
  8. Barang yang dijual dapat diketahui dengan jelas baik ukuran, bentuk, sifat dan bentuknya oleh penjual dan pembeli.
  9. Qabul harus sesuai dengan ijab
  10. Ada kesepakatan antara ijab dengan Qabul pada barang yang ditentukan mengenai ukuran dan harganya
  11. Akad tidak dikaitkan dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan akad, misalnya: “Buku ini akan saya jual kepadamu Rp 10.000,00 jika saya menemukan uang”.
  12. Akad tidak boleh berselang lama, karena hal itu masih berupa janji

Jual Beli Yang Di Larang

  1. Memperjualbelikan barang-barang yang haram
  2. Jual beli barang untuk mengacaukan pasar
  3. Jual beli barang curian
  4. Jual beli dengan syarat tertentu
  5. Jual beli yang mengandung unsur tipuan
  6. Jual beli barang yang belum jelas misalnya menjual ikan dalam kolam
  7. Jual beli barang untuk ditimbun1. Memperjualbelikan barang-barang yang haram
  8. Jual beli barang untuk mengacaukan pasar
  9. Jual beli barang curian
  10. Jual beli dengan syarat tertentu
  11. Jual beli yang mengandung unsur tipuan
  12. Jual beli barang yang belum jelas misalnya menjual ikan dalam kolam
  13. Jual beli barang untuk ditimbun

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel